Pengaruh Pariwisata Terhadap Perekonomian di Indonesia
1. Pendahuluan
Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi
penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam
hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa
sawit. Berdasarkan data tahun 2014, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke
Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau tumbuh sebesar 7.05% dibandingkan tahun
sebelumnya.
Untuk memperbesar pendapatan
asli daerah, maka program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi
pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan
ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari
rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut
aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994 :14). Hal
tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009
Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan
ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan
berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan
mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa
cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan
pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan
pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada
gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama
berwisata, wisatawan berbelanja, sehingga secara langsung menimbulkan
permintaan pasar
barang dan jasa. Selanjutnya
wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan
bahan untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa
tersebut.
2. Tinjauan ilmiah
Untuk mengetahui pengaruh sektor pariwisata yang
mempengaruhi tingkat pendapatan negara dengan melihat semakin tingginya tingkat
wisatawan. Hal ini didasarkan karena Indonesia merupakan negara dengan kekayaan
alam yang berupa keindahan alam sebagai sesuatu yang ditawarkan oleh Indonesia.
Dengan mengoptimalkan daerah wisata dapat mampu meningkatkan pendapatan daerah
dan juga negara.
1.Konsep Pariwisata
Pengertian pariwisata
berdasarkan Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009, tentang kepariwisataan,
disebutkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung
berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha,
Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Konsep Pariwisata. Sedangkan kepariwisataan
adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata yang bersifat
multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dengan masyarakat setempat,
sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.
2.Jumlah Wisatawan Dalam
Meningkatkan Pendapatan
( gambar beberapa orang wisatawan dari luar negeri )
|
Menurut Soekadijo (2001)
wisatawan adalah orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa
menetap di tempat yang didatanginya, atau hanya untuk sementara waktu tinggal
ditempat yang didatanginya. Mereka yang dianggap sebagai wisatawan adalah orang
yang melakukan kesenangan, karena alasan kesehatan dan sebagainya: orang yang
melakukan perjalanan untuk pertemuan-pertemuan atau dalam kapasitasnya sebagai
perwakilan (ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik, keagamaan, atlit dan
alasan bisnis) (Foster, D 1987, dalam Sukarsa 1999).
Secara teoritis dalam Austriana
(2005) semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka
semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut.
Dengan adanya kegiatan konsumtif baik dari wisatawan mancanegara maupun
domestik, maka akan memperbesar pendapatan dari sektor pariwisata suatu daerah.
Oleh karena itu, semakin tingginya arus kunjungan wisatawan, maka pendapatan
sektor pariwisata di suatu daerah juga akan semakin meningkat.
Secara sederhana konsumsi
sektor pariwisata merupakan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh wisatawan
dalam rangka memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan harapan
(expectation) selama tinggal di Daerah Tujuan Wisata yang dikunjunginya mulai dari
paket perjalanan, akomodasi, makanan dan minuman, transportasi, rekreasi budaya
dan olahraga,belanja, dan lain-lain.
3.Kontribusi sektor pariwisata
terhadap pendapatan daerah
Dalam Undang-undang nomor 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah dijelaskan bahwa sumber pendapatan
daerah terdiri atas:
(a) pendapatanasli
daerah, yaitu:(i) hasil pajak daerah, (ii) hasil retribusi daerah, (iii) hasil
perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan,dan (iv) lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,
(b) dana perimbangan,
(c) pinjaman daerah,
(d) dan lain-lain
pendapatan daerah yang asli.
Kemampuan daerah dalam
melaksanakan otonominya sangat ditentukan atau tergantung dari sumbersumber
pendapatan asli daerah (PAD). Pemerintah daerah dituntut untuk dapat menghidupi
dirinya sendiri dengan mengadakan pengelolaan terhadap potensi yang dimiliki,
untuk itu usaha untuk mendapatkan sumber dana yang tepat merupakan suatu
keharusan. Terobosan-terobosan baru dalam memperoleh dana untuk membiayai
pengeluaran pemerintah daerah harus dilakukan, salah satunya adalah sektor
pariwisata.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ibu Mari Elka
Pangestu mengungkapkan bahwa dalam upaya untuk meningkatkan keuntungan dalam
sektor pariwisata ada tiga hal utama yang harus diperhatikan, yaitu tujuan
pariwisata yang telah ada ditingkatkan dalam segala aspeknya, mengembangkan
tujuan wisata yang baru dan menarik, serta wisata minat khusus yaitu, MICE
(Meeting, Incentives, Convention, Exhibition), wisata belanja, wisata olahraga
dan lain-lain. Kemudian ia juga menambahkan akan menambah destinasi wisata
berbasis pedesaan ditahun 2014 ini yang ditargetkan berjumlah 822, yang sebelumnya
pada tahun 2012 berjumlah 774 desa. Saat ini daya saing pariwisata
Indonesia dari 139 negara berada di urutan 70, meskipun saat ini Negara
tetangga seperti Malaysia, Vietnam dan Thailand juga merupakan saingan utama
Indonesia dalam sektor pariwisata, sehingga pemerintah harus meningkatkan daya
saing nya untuk mengamankan devisa Negara. Berdasarkan data, jumlah kunjungan wisatawan
mancanegara tahun ini akan mencapai 8.637.275 wisman dengan pertumbuhan sebesar
7,37%, dibandingkan tahun 2012 sebanyak 8,04juta wisatawan asing. Tentunya, hal
ini merupakan kabar baik bagi dunia pariwisata dan ekonomi kreatif. Artinya,
sektor ini berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomiIndonesia. Bicara perkembangan sektor pariwisata,
Menparekraf mengumumkan sejumlah data yang mendukung, antara lain :
penerimanaan PDB dari pariwisata pada tahun 2013 mencapai Rp347,35 triliun,
serta kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB yang mencapai Rp641, 82
triliun. Sementara itu, penyerapan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif
tercatat sebanyak 11,87 juta orang (10,72%).
3. Permasalahan
Dalam pengembangan sektor pariwisata di
Indonesia tidak selamanya berdampak baik akan tetapi ada permasalahan
dampak negatif yang ditimbulkan untuk perekonomian nasional,yaitu:
1. Leakage
Leakage atau kebocoran dalam
pembangunan pariwisata dikategorikan menjadi dua jenis kebocoran yaitu keboran
import dan kebocoran export. Biasanya kebocoran import terjadi ketika
terjadinya permintaan terhadap peralatan-peralatan yang berstandar
internasional yang digunakan dalam industri pariwisata, bahan makanan dan
minuman import yang tidak mampu disediakan oleh masyarakat lokal atau dalam
negeri. Khususnya pada negara-negara berkembang, makanan dan minuman yang
berstandar internasional harus di datangkan dari luar negeri dengan alasan
standar yang tidak terpenuhi, dan akibatnya produk lokal dan masyarakat lokal
sebagai produsennya tidak biasa memasarkan produknya untuk kepentingan
pariwisata tersebut.
Besarnya pendapatan dari sektor pariwisata juga diiringi oleh
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan import terhadap produk
yang dianggap berstandar internasional. Penelitian dibeberapa destinasi pada
negara berkembang, membuktikan bahwa tingkat kebocoran terjadi antara 40%
hingga 50% terhadap pendapatan kotor dari sektor pariwisata, sedangkan pada
skala perekonomian yang lebih kecil, kebocoran terjadi antara 10% hingga 20%.
Sedangkan kebocoran export seringkali terjadi pada pembangunan
destinasi wisata khususnya pada negara miskin atau berkembang yang cenderung
memerlukan modal dan investasi yang besar untuk membangun infrastruktur dan
fasilitas wisata lainnya. Kondisi seperti ini, akan mengundang masuknya
penanam modal asing yang memiliki modal yang kuat untuk membangunresort atau
hotel serta fasilitas dan infrastruktur pariwisata, sebagai imbalannya,
keuntungan usaha dan investasi mereka akan mendorong uang mereka kembali ke
negara mereka tanpa bisa dihalangi, hal inilah yang disebut dengan “leakage”
kebocoran export
2. Enclave Tourism
( gambar
destinasi wisata kapal pesiar )
|
“Enclave tourism” sering
diasosiasikan bahwa sebuah destinasi wisata dianggap hanya sebagai tempat
persinggahan sebagai contohnya, sebuah perjalanan wisata dari manajemen kapal
pesiar dimana mereka hanya singgah pada sebuah destinasi tanpa melewatkan malam
atau menginap di hotel-hotel yang telah disediakan industri lokal sebagai
akibatnya dalam kedatangan wisatawan kapal pesiar tersebut manfaatnya dianggap
sangat rendah atau bahkan tidak memberikan manfaat secara ekonomi bagi
masyarakat di sebuah destinasi yang dikunjunginya.
3. Infrastructure Cost
Tanpa disadari ternyata
pembangunan sektor pariwisata yang berstandar internasional dapat menjadi beban
biaya tersendiri bagi pemerintah dan akibatnya cenderung akan dibebankan pada
sektor pajak dalam artian untuk membangun infratruktur tersebut, pendapatan
sektor pajak harus ditingkatkan artinya pungutan pajak terhadap masyarakat
harus dinaikkan.
4. Increase in Prices (Inflation)
Peningkatan permintaan terhadap
barang dan jasa dari wisatawan akan menyebabkan meningkatnya harga secara
beruntun “inflasi” yang pastinya akan berdampak negative bagi masyarakat lokal
yang dalam kenyataannya tidak mengalami peningkatan pendapatan secara
proporsional artinya jikalau pendapatan masyarakat lokal meningkat namun tidak
sebanding dengan peningkatan harga-harga akan menyebabkan daya beli masyarakat
lokal menjadi rendah.
5. Economic Dependence
Keanekaragaman industri dalam
sebuah perekonomian menunjukkan sehatnya sebuah negara, jika ada sebuah negara
yang hanya menggantungkan perekonomiannya pada salah satu sektor tertentu
seperti pariwisata misalnya, akan menjadikan sebuah negara menjadi tergantung
pada sektor pariwisata sebagai akibatnya ketahanan ekonomi menjadi sangat
beresiko tinggi.
Di beberapa negara, khususnya
negara berkembang yang memiliki sumberdaya yang terbatas memang sudah
sepantasnya mengembangkan pariwisata yang dianggap tidak memerlukan sumberdaya
yang besar namun pada negara yang memiliki sumberdaya yang beranekaragam
harusnya dapat juga mengembangkan sektor lainnya secara proporsional.
6. Seasonal Characteristics
Dalam Industri pariwisata,
dikenal adanya musim-musim tertentu, seperti misalnya musim ramai “high season”
dimana kedatangan wisatawan akan mengalami puncaknya, tingkat hunian
kamar akan mendekati tingkat hunian kamar maksimal dan kondisi ini akan
berdampak meningkatnya pendapatan bisnis pariwisata. Sementara dikenal juga
musim sepi “low season” di mana kondisi ini rata-rata tingkat hunian kamar
tidak sesuai dengan harapan para pebisnis sebagai dampaknya pendapatan indutri
pariwisata juga menurun hal ini yang sering disebut “problem seasonal”.
4. Penjelasan
Indonesia merupakan sebuah Negara
dimana didalamnya terdapat 17.508 pulau, sangat banyak dibanding negara
kepulauan yang lainnya di belahan dunia lain. Dengan banyaknya kepulauan di
dalamnya, Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa dan budaya yang berbeda
di setiap pulaunya, bahkan dalam satu pulau pun banyak budaya-budaya yang
beraneka ragam dan itu menjadi keunikan tersendiri bagi Indonesia, selain itu
Indonesia juga memiliki warisan sejarah yang menakjubkan serta kekayaan alam
yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Jika kita melihat dari segi ekonomi
kreatif, kita akan melihat peluang besar terhampar disana, dengan kekayaan
tersebut Indonesia bisa mendapatkan banyak pendapatan dari sektor pariwisata,
karena dari sektor pariwisata tersebut banyak hal yang berkaitan yang bisa
dikembangkan menjadi usaha untuk mendapatkan keuntungan serta menambah lapangan
pekerjaan bagi masyarakat Indonesia, seperti restoran, penginapan, souvenir,
transportasi dan masih banyak lagi. Melihat pariwisata di Indonesia yang sangat
besar , maka pemerintah pun semakin serius dalam menangani kepariwisataan
indonesia. Keseriusan itu diperlihatkan dengan menetapkan visi terbaru untuk
sektor pariwisata. Visi baru tersebut adalah menjadikan Indonesia sebagai
negara tujuan pariwisata berkelas internasional, berdaya saing tinggi dan
berkelanjutan. Upaya yang sangat perlu dilakukan saat ini agar sejalan dengan
visi tersebut adalah meningkatkan daya saing produk wisata di
indonesia, pengembangan daya tarik wisata nusantara, promosi yang terpadu dan
kesinambungan, serta pengembangan institusi dan sumber daya manusia dalam
meningkatkan ekonomi pariwisata indonesia. Sedangkan untuk pengembangan
destinasi pariwisata yang sudah ada pemerintah memfokuskan diri pada
pengembangan 15 Destination Management Organization (DMO), desa wisata, pusat
rekreasi masyarakat, pasar wisata, zona kreatif, daya tarik wisata, serta
melakukan kerjasama dan kemitraan.
Dari beberapa dampak negatif sektor pariwisata terhadap
perekonomian masih banyak harus diperbaiki lagi semuanya agar bisa berdampak
baik untuk perekonomian misalkan, 1. Pada industri wisata sebaiknya tidak semua
industri wisata menggunakan barang- barang import dari luar untuk memenuhi
peralatan yang dibutuhkan agar tidak mengalami kebocoran import seharusnya bisa
menanganinya dengan membuat produk lokal yang berkualitas. 2. Dalam membuat
destinasi wisata para pengusaha sebaiknya lebih cerdas memilih bisnis yang bisa
memberikan manfaat untuk perekonomian nasional bukan hanya kepentingan
personal. 3. Tidak menggantungkan perekonomian pada sektor pariwasata saja
karna indonesia mempunyai berbagai sektor yang bisa mendukung perekonomian
negara. Berikut ada beberapa dampak positif pariwisata terhadap perekonomian:
1. Foreign Exchange
Earning
Pengeluaran sektor
pariwisata akan menyebabkan perekonomian masyarakat local menggeliat dan
menjadi stimulus berinvestasi dan menyebabkan sektor keuangan bertumbuh seiring
bertumbuhnya sektor ekonomi lainnya.
Pengalaman di beberapa negara
bahwa kedatangan wisatawan ke sebuah destinasi wisata juga menyebabkan
bertumbuhnya bisnis valuta asing untuk memberikan pelayanan dan kemudahan bagi
wisatawan selama mereka berwisata.
2. Contributions To
Government Revenues
Kontribusi pariwisata terhadap
pendapatan pemerintah dapat diuraikan menjadi dua, yakni: kontribusi langsung
dan tidak langsung. Kontribusi langsung berasal dari pajak pendapatan yang
dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata pada kawasan
wisata yang diterima langsung oleh dinas pendapatan suatu destinasi. Sedangkan
kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap pendapatan pemerintah berasal
dari pajak atau bea cukai barang-barang yang di import dan pajak yang
dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung.
3. Employment
Generation
Pada beberapa negara yang telah
mengembangkan sektor pariwisata, terbukti bahwa sektor pariwisata secara
internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja, penciptaan
usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi, restoran, klub, taxi,
dan usaha kerajinan seni souvenir.
4. Infrastructure
Development
Berkembangnya sektor pariwisata
juga dapat mendorong pemerintah lokal untuk menyediakan infrastruktur yang
lebih baik, penyediaan air bersih, listrik, telekomunikasi, transportasi umum
dan fasilitas pendukung lainnya sebagai konsekuensi logis dan kesemuanya itu
dapat meningkatkan kualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat local itu
sendiri sebagai tuan rumah.
5. Development of Local
Economies
Pendapatan sektor pariwisata
acapkali digunakan untuk mengukur nilai ekonomi pada suatu kawasan
wisata. Sementara ada beberapa pendapatan lokal sangat sulit untuk
dihitung karena tidak semua pengeluaran wisatawan dapat diketahui dengan
jelas seperti misalnya penghasilan para pekerja informal seperti sopir
taksi tidak resmi, pramuwisata tidak resmi, dan lain sebagainya.
5. Opini
Menurut pendapat saya dengan adanya sektor pariwisata ini bisa
dapat membuka banyak lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat
pengangguran yang tentu saja berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat.
Sektor ini memberikan kesempatan bagi para pengusaha kecil hingga pengusaha
besar karena menyerap dari berbagi usaha, antara lain perhotelan atau
penginapan untuk tempat menginap selama berwisata, jasa transportasi, guide,
rumah makan atau restoran, ticketing, dll.
Diharapkan pemerintah daerah harus lebih memperhatikan
daerah-daerah lain yang berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata,
untuk lebih merawat, menjaga, memelihara, serta mengembangkan sumber daya yang
ada. Ini bukan hanya peran pemerintah saja tetapi dengan adanya bantuan
dari masyarakat daerah itu sendiri, agar bisa bersama-sama menjadikan
pariwisata diIndonesia menjadi lebih berkualitas sehingga wisatawan baik dari
dalam atau luar negeri merasa nyaman dan kembali berwisata ke Indonesia,serta
membuat meningkatnya perekonomian di Indonesia.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Indonesia
http://asyharnotes.blogspot.co.id/2014/11/pengaruh-sektor-pariwisata-terhadap.html
makalahproposal.blogspot.co.id/2014/05/pendahuluan-makalah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar