Rabu, 30 November 2016

Pengaruh Pariwisata Terhadap Perekonomian di Indonesia


Pengaruh Pariwisata Terhadap Perekonomian di Indonesia


1. Pendahuluan

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2014, jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau tumbuh sebesar 7.05% dibandingkan tahun sebelumnya.



( gambar berbagai keragaman pariwisata di Indonesia )


Untuk memperbesar pendapatan asli daerah, maka program pengembangan dan pemanfaatan sumber daya dan potensi pariwisata daerah diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi. Pariwisata dipandang sebagai kegiatan yang mempunyai multidimensi dari rangkaian suatu proses pembangunan. Pembangunan sektor pariwisata menyangkut aspek sosial budaya, ekonomi dan politik (Spillane, 1994 :14).  Hal tersebut sejalan dengan yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan yang menyatakan bahwa Penyelenggaraan Kepariwisataan ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan obyek dan daya tarik wisata di Indonesia serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa. Perkembangan pariwisata juga mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Kegiatan pariwisata menciptakan permintaan, baik konsumsi maupun investasi yang pada gilirannya akan menimbulkan kegiatan produksi barang dan jasa. Selama berwisata, wisatawan berbelanja, sehingga secara langsung menimbulkan permintaan pasar 
barang dan jasa. Selanjutnya wisatawan secara tidak langsung menimbulkan permintaan akan barang modal dan bahan untuk berproduksi memenuhi permintaan wisatawan akan barang dan jasa tersebut.

2. Tinjauan ilmiah

Untuk mengetahui pengaruh sektor pariwisata yang mempengaruhi tingkat pendapatan negara dengan melihat semakin tingginya tingkat wisatawan. Hal ini didasarkan karena Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang berupa keindahan alam sebagai sesuatu yang ditawarkan oleh Indonesia. Dengan mengoptimalkan daerah wisata dapat mampu meningkatkan pendapatan daerah dan juga negara.

1.Konsep Pariwisata

Pengertian pariwisata berdasarkan Undang-Undang RI No.10 Tahun 2009, tentang kepariwisataan, disebutkan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Konsep Pariwisata. Sedangkan kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata yang bersifat multidimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan Negara serta interaksi antara wisatawan dengan masyarakat setempat, sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha.

2.Jumlah Wisatawan Dalam Meningkatkan Pendapatan


( gambar beberapa orang wisatawan dari luar negeri )

Menurut Soekadijo (2001) wisatawan adalah orang yang mengadakan perjalanan dari tempat kediamannya tanpa menetap di tempat yang didatanginya, atau hanya untuk sementara waktu tinggal ditempat yang didatanginya. Mereka yang dianggap sebagai wisatawan adalah orang yang melakukan kesenangan, karena alasan kesehatan dan sebagainya: orang yang melakukan perjalanan untuk pertemuan-pertemuan atau dalam kapasitasnya sebagai perwakilan (ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik, keagamaan, atlit dan alasan bisnis) (Foster, D 1987, dalam Sukarsa 1999).

Secara teoritis dalam Austriana (2005) semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut. Dengan adanya kegiatan konsumtif baik dari wisatawan mancanegara maupun domestik, maka akan memperbesar pendapatan dari sektor pariwisata suatu daerah. Oleh karena itu, semakin tingginya arus kunjungan wisatawan, maka pendapatan sektor pariwisata di suatu daerah juga akan semakin meningkat.

Secara sederhana konsumsi sektor pariwisata merupakan barang dan jasa yang dikonsumsi oleh wisatawan dalam rangka memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants), dan harapan (expectation) selama tinggal di Daerah Tujuan Wisata yang dikunjunginya mulai dari paket perjalanan, akomodasi, makanan dan minuman, transportasi, rekreasi budaya dan olahraga,belanja, dan lain-lain.

3.Kontribusi sektor pariwisata terhadap pendapatan daerah
Dalam Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah dijelaskan bahwa sumber pendapatan daerah terdiri atas:
 (a) pendapatanasli daerah, yaitu:(i) hasil pajak daerah, (ii) hasil retribusi daerah, (iii) hasil perusahaan milik daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,dan (iv) lain-lain pendapatan asli daerah yang sah,
 (b) dana perimbangan, 
 (c) pinjaman daerah,
 (d) dan lain-lain pendapatan daerah yang asli. 

Kemampuan daerah dalam melaksanakan otonominya sangat ditentukan atau tergantung dari sumbersumber pendapatan asli daerah (PAD). Pemerintah daerah dituntut untuk dapat menghidupi dirinya sendiri dengan mengadakan pengelolaan terhadap potensi yang dimiliki, untuk itu usaha untuk mendapatkan sumber dana yang tepat merupakan suatu keharusan. Terobosan-terobosan baru dalam memperoleh dana untuk membiayai pengeluaran pemerintah daerah harus dilakukan, salah satunya adalah sektor pariwisata. 

Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ibu Mari Elka Pangestu mengungkapkan bahwa dalam upaya untuk meningkatkan keuntungan dalam sektor pariwisata ada tiga hal utama yang harus diperhatikan, yaitu tujuan pariwisata yang telah ada ditingkatkan dalam segala aspeknya, mengembangkan tujuan wisata yang baru dan menarik, serta wisata minat khusus yaitu, MICE (Meeting, Incentives, Convention, Exhibition), wisata belanja, wisata olahraga dan lain-lain. Kemudian ia juga menambahkan akan menambah destinasi wisata berbasis pedesaan ditahun 2014 ini yang ditargetkan berjumlah 822, yang sebelumnya pada tahun 2012 berjumlah 774 desa. Saat ini daya saing  pariwisata Indonesia dari 139 negara berada di urutan 70, meskipun saat ini Negara tetangga seperti Malaysia, Vietnam dan Thailand juga merupakan saingan utama Indonesia dalam sektor pariwisata, sehingga pemerintah harus meningkatkan daya saing nya untuk mengamankan devisa Negara. Berdasarkan data, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini akan mencapai 8.637.275 wisman dengan pertumbuhan sebesar 7,37%, dibandingkan tahun 2012 sebanyak 8,04juta wisatawan asing. Tentunya, hal ini merupakan kabar baik bagi dunia pariwisata dan ekonomi kreatif. Artinya, sektor ini berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomiIndonesia. Bicara perkembangan sektor pariwisata, Menparekraf mengumumkan sejumlah data yang mendukung, antara lain : penerimanaan PDB dari pariwisata pada tahun 2013 mencapai Rp347,35 triliun, serta kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB yang mencapai Rp641, 82 triliun. Sementara itu, penyerapan tenaga kerja di sektor ekonomi kreatif tercatat sebanyak 11,87 juta orang (10,72%).



3. Permasalahan
Dalam pengembangan sektor pariwisata di Indonesia  tidak selamanya berdampak baik akan tetapi ada permasalahan dampak negatif yang ditimbulkan untuk perekonomian nasional,yaitu:

1. Leakage
Leakage atau kebocoran dalam pembangunan pariwisata dikategorikan menjadi dua jenis kebocoran yaitu keboran import dan kebocoran export. Biasanya kebocoran import terjadi ketika terjadinya permintaan terhadap peralatan-peralatan yang berstandar internasional yang digunakan dalam industri pariwisata, bahan makanan dan minuman import yang tidak mampu disediakan oleh masyarakat lokal atau dalam negeri. Khususnya pada negara-negara berkembang, makanan dan minuman yang berstandar internasional harus di datangkan dari luar negeri dengan alasan standar yang tidak terpenuhi, dan akibatnya produk lokal dan masyarakat lokal sebagai produsennya tidak biasa memasarkan produknya untuk kepentingan pariwisata tersebut.

Besarnya pendapatan dari sektor pariwisata juga diiringi oleh besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan import terhadap produk yang dianggap berstandar internasional. Penelitian dibeberapa destinasi pada negara berkembang, membuktikan bahwa tingkat kebocoran terjadi antara 40% hingga 50% terhadap pendapatan kotor dari sektor pariwisata, sedangkan pada skala perekonomian yang lebih kecil, kebocoran terjadi antara 10% hingga 20%.

Sedangkan kebocoran export seringkali terjadi pada pembangunan destinasi wisata khususnya pada negara miskin atau berkembang yang cenderung memerlukan modal dan investasi yang besar untuk membangun infrastruktur dan fasilitas wisata lainnya. Kondisi  seperti ini, akan mengundang masuknya penanam modal asing yang memiliki modal yang kuat untuk membangunresort atau hotel serta fasilitas dan infrastruktur pariwisata, sebagai imbalannya, keuntungan usaha dan investasi mereka akan mendorong uang mereka kembali ke negara mereka tanpa bisa dihalangi, hal inilah yang disebut dengan “leakage” kebocoran export


2. Enclave Tourism



(  gambar destinasi wisata kapal pesiar )


“Enclave tourism” sering diasosiasikan bahwa sebuah destinasi wisata dianggap hanya sebagai tempat persinggahan sebagai contohnya, sebuah perjalanan wisata dari manajemen kapal pesiar dimana mereka hanya singgah pada sebuah destinasi tanpa melewatkan malam atau menginap di hotel-hotel yang telah disediakan industri lokal sebagai akibatnya dalam kedatangan wisatawan kapal pesiar tersebut manfaatnya dianggap sangat rendah atau bahkan tidak memberikan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat di sebuah destinasi yang dikunjunginya.

 3. Infrastructure Cost
Tanpa disadari ternyata pembangunan sektor pariwisata yang berstandar internasional dapat menjadi beban biaya tersendiri bagi pemerintah dan akibatnya cenderung akan dibebankan pada sektor pajak dalam artian untuk membangun infratruktur tersebut, pendapatan sektor pajak harus ditingkatkan artinya pungutan pajak terhadap masyarakat harus dinaikkan.

            4. Increase in Prices (Inflation)
Peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa dari wisatawan akan menyebabkan meningkatnya harga secara beruntun “inflasi” yang pastinya akan berdampak negative bagi masyarakat lokal yang dalam kenyataannya tidak mengalami peningkatan pendapatan secara proporsional artinya jikalau pendapatan masyarakat lokal meningkat namun tidak sebanding dengan peningkatan harga-harga akan menyebabkan daya beli masyarakat lokal menjadi rendah.

5. Economic Dependence
Keanekaragaman industri dalam sebuah perekonomian menunjukkan sehatnya sebuah negara, jika ada sebuah negara yang hanya menggantungkan perekonomiannya pada salah satu sektor tertentu seperti pariwisata misalnya, akan menjadikan sebuah negara menjadi tergantung pada sektor pariwisata sebagai akibatnya ketahanan ekonomi menjadi sangat beresiko tinggi.
Di beberapa negara, khususnya negara berkembang yang memiliki sumberdaya yang terbatas memang sudah sepantasnya mengembangkan pariwisata yang dianggap tidak memerlukan sumberdaya yang besar namun pada negara yang memiliki sumberdaya yang beranekaragam harusnya dapat juga mengembangkan sektor lainnya secara proporsional.

6. Seasonal Characteristics
Dalam Industri pariwisata, dikenal adanya musim-musim tertentu, seperti misalnya musim ramai “high season” dimana kedatangan  wisatawan akan mengalami puncaknya, tingkat hunian kamar akan mendekati tingkat hunian kamar maksimal dan kondisi ini akan berdampak meningkatnya pendapatan bisnis pariwisata. Sementara dikenal juga musim sepi “low season” di mana kondisi ini rata-rata tingkat hunian kamar tidak sesuai dengan harapan para pebisnis sebagai dampaknya pendapatan indutri pariwisata juga menurun hal ini yang sering disebut “problem seasonal”.



4. Penjelasan

      Indonesia merupakan sebuah Negara dimana didalamnya terdapat 17.508 pulau, sangat banyak dibanding negara kepulauan yang lainnya di belahan dunia lain. Dengan banyaknya kepulauan di dalamnya, Indonesia memiliki berbagai macam suku bangsa dan budaya yang berbeda di setiap pulaunya, bahkan dalam satu pulau pun banyak budaya-budaya yang beraneka ragam dan itu menjadi keunikan tersendiri bagi Indonesia, selain itu Indonesia juga memiliki warisan sejarah yang menakjubkan serta kekayaan alam yang melimpah dari Sabang sampai Merauke. Jika kita melihat dari segi ekonomi kreatif, kita akan melihat peluang besar terhampar disana, dengan kekayaan tersebut Indonesia bisa mendapatkan banyak pendapatan dari sektor pariwisata, karena dari sektor pariwisata tersebut banyak hal yang berkaitan yang bisa dikembangkan menjadi usaha untuk mendapatkan keuntungan serta menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Indonesia, seperti restoran, penginapan, souvenir, transportasi dan masih banyak lagi. Melihat pariwisata di Indonesia yang sangat besar , maka pemerintah pun semakin serius dalam menangani kepariwisataan indonesia. Keseriusan itu diperlihatkan dengan menetapkan visi terbaru untuk sektor pariwisata. Visi baru tersebut adalah menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata berkelas internasional, berdaya saing tinggi dan berkelanjutan. Upaya yang sangat perlu dilakukan saat ini agar sejalan dengan visi tersebut  adalah meningkatkan daya saing produk wisata  di indonesia, pengembangan daya tarik wisata nusantara, promosi yang terpadu dan kesinambungan, serta pengembangan institusi dan sumber daya manusia dalam meningkatkan ekonomi pariwisata indonesia. Sedangkan untuk pengembangan destinasi pariwisata yang sudah ada pemerintah memfokuskan diri pada pengembangan 15 Destination Management Organization (DMO), desa wisata, pusat rekreasi masyarakat, pasar wisata, zona kreatif, daya tarik wisata, serta melakukan kerjasama dan kemitraan.
Dari beberapa dampak negatif sektor pariwisata terhadap perekonomian masih banyak harus diperbaiki lagi semuanya agar bisa berdampak baik untuk perekonomian misalkan, 1. Pada industri wisata sebaiknya tidak semua industri wisata menggunakan barang- barang import dari luar untuk memenuhi peralatan yang dibutuhkan agar tidak mengalami kebocoran import seharusnya bisa menanganinya dengan membuat produk lokal yang berkualitas. 2. Dalam membuat destinasi wisata para pengusaha sebaiknya lebih cerdas memilih bisnis yang bisa memberikan manfaat untuk perekonomian nasional bukan hanya kepentingan personal. 3. Tidak menggantungkan perekonomian pada sektor pariwasata saja karna indonesia mempunyai berbagai sektor yang bisa mendukung perekonomian negara. Berikut ada beberapa dampak positif pariwisata terhadap perekonomian:

1. Foreign Exchange Earning
Pengeluaran sektor pariwisata akan menyebabkan perekonomian masyarakat local menggeliat dan menjadi stimulus berinvestasi dan menyebabkan sektor keuangan bertumbuh seiring bertumbuhnya sektor ekonomi lainnya.
Pengalaman di beberapa negara bahwa kedatangan wisatawan ke sebuah destinasi wisata juga menyebabkan bertumbuhnya bisnis valuta asing untuk memberikan pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan selama mereka berwisata.

2. Contributions To Government Revenues
Kontribusi pariwisata terhadap pendapatan pemerintah dapat diuraikan menjadi dua, yakni: kontribusi langsung dan tidak langsung. Kontribusi langsung berasal dari pajak pendapatan yang dipungut dari para pekerja pariwisata dan pelaku bisnis pariwisata pada kawasan wisata yang diterima langsung oleh dinas pendapatan suatu destinasi. Sedangkan kontribusi tidak langsung pariwisata terhadap pendapatan pemerintah berasal dari pajak atau bea cukai barang-barang yang di import dan pajak yang dikenakan kepada wisatawan yang berkunjung.

 3. Employment Generation
Pada beberapa negara yang telah mengembangkan sektor pariwisata, terbukti bahwa sektor pariwisata secara internasional berkontribusi nyata terhadap penciptaan peluang kerja, penciptaan usaha-usaha terkait pariwisata seperti usaha akomodasi, restoran, klub, taxi, dan usaha kerajinan seni souvenir.

4. Infrastructure Development
Berkembangnya sektor pariwisata juga dapat mendorong pemerintah lokal untuk menyediakan infrastruktur yang lebih baik, penyediaan air bersih, listrik, telekomunikasi, transportasi umum dan fasilitas pendukung lainnya sebagai konsekuensi logis dan kesemuanya itu dapat meningkatkan kualitas hidup baik wisatawan dan juga masyarakat local itu sendiri sebagai tuan rumah.

5. Development of Local Economies
Pendapatan sektor pariwisata acapkali digunakan untuk mengukur nilai ekonomi pada suatu kawasan wisata.  Sementara ada beberapa pendapatan lokal sangat sulit untuk dihitung karena  tidak semua pengeluaran wisatawan dapat diketahui dengan jelas seperti misalnya penghasilan para pekerja informal seperti sopir taksi tidak resmi, pramuwisata tidak resmi, dan lain sebagainya.



5. Opini

Menurut pendapat saya dengan adanya sektor pariwisata ini bisa dapat membuka banyak lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran yang tentu saja berdampak baik untuk kesejahteraan masyarakat. Sektor ini memberikan kesempatan bagi para pengusaha kecil hingga pengusaha besar karena menyerap dari berbagi usaha, antara lain perhotelan atau penginapan untuk tempat menginap selama berwisata, jasa transportasi, guide, rumah makan atau restoran, ticketing, dll. 
Diharapkan pemerintah daerah harus lebih memperhatikan daerah-daerah lain yang  berpotensi untuk dijadikan objek pariwisata, untuk lebih merawat, menjaga, memelihara, serta mengembangkan sumber daya yang ada. Ini  bukan hanya peran pemerintah saja tetapi dengan adanya bantuan dari masyarakat daerah itu sendiri, agar bisa bersama-sama menjadikan pariwisata diIndonesia menjadi lebih berkualitas sehingga wisatawan baik dari dalam atau luar negeri merasa nyaman dan kembali berwisata ke Indonesia,serta membuat meningkatnya perekonomian di Indonesia.

         









Referensi:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pariwisata_di_Indonesia
http://asyharnotes.blogspot.co.id/2014/11/pengaruh-sektor-pariwisata-terhadap.html
makalahproposal.blogspot.co.id/2014/05/pendahuluan-makalah.html








Tidak ada komentar:

Posting Komentar